Thursday, December 4, 2014

INOVASI TELKOM

Berinovasi dalam dunia bisnis bisa dikatakan Wajib hukumnya, munculnya pesaing-pesaing baru dalam bisnis kita membuat kita mumutar otak bagaimana produk yang kita hasilkan tidak terlempar oleh produk-produk baru yang di produksi oleh pesaing pesaing bisnis kita

Senada dengan kalimat diatas, hal ini juga berlaku bagi TELKOM, Untuk itu Telkom dalam menyediakan jasa di bidang komunikasi melakukan inivasi seperti di bawah ini : 

Telkom Ekspansi Ke Silicon Valley : MENGAKSELERASI PERTUMBUHAN INDUSTRI KREATIF DIGITAL INDONESIA DENGAN MENGGANDENG SILICON VALLEY PARTNER


Telkom Corporate University menjadi fondasi yang kokoh untuk mencetak para Global Talent dan menyiapkan Human Capital Global Readiness melalui program Telkom International Capability Center untuk menyiapkan 1.000 orang Global Talent pada tahun 2013 dan 400 orang Global Ready pada tahun 2014.
Oleh karena itu, ada dua flagship program yang menjadi pilar dari upaya bermetamorfosis menjadi a truly global company yaitu yang pertama adalah Global Talent Program (GTP), program pengembangan Human Capital berkualifikasi global melalui penugasan karyawan di luar negeri (overseas assignment) selama 3 bulan; dan kedua Program SUSPIM Internasional, program pengembangan Global Readiness untuk para Top Talent yang diukur dengan Global Mindset Inventor (GMI) dengan target GMI 3.2.
Pada kesempatan ini pula Principal juga menyampaikan dengan berkembangnya era ekonomi kreatif akan bertumpu kepada lahir dan tumbuhnya entrepreneur yang berbasis talenta, ide dan teknologi atau disebut dengan Teknopreneur. Seiring perubahan lanskap industri yang dipicu perkembangan teknologi dan gaya hidup, digitalisasi telah merubah bahkan meruntuhkan tatanan industri informasi dan ekonomi konvensional yang berbasis produksi dan distribusi fisik. Menjawab tantangan tersebut
Telkom menetapkan Strategi SMART DISO (Spesific Mass-customization Aesthetics Reliable Trusted Digital Solution) sebagai framework dalam berinovasi dimana fokusnya ada dua yaitu pengembangan digital ecosystem (virtual network) dan physical planet (people network).
Telkom menyadari bahwa kesuksesan inovasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan untuk membuat produk namun juga bagaimana Telkom mampu mengelola talent/people sebagai insan yang berkreasi dan melahirkan produk. Dua type inovasi yang dikembangkan TELKOM yaitu yang pertama adalah inovasi yang berasal dari dalam perusahaan yang dilakukan oleh pegawai. Yang kedua, dilakukan para innovator dari luar perusahaan untuk mengembangkan ide-ide kreatifnya yang diundang oleh TELKOM dengan cara memfasilitasi mereka melalui 4 (empat) hal utama yaitu memberikan tempat bekerja, dana, mentoring dan akses ke pasar. Cara inovasi kedua ini juga sebagai bagian implementasi “Mega Thinking” TELKOM, artinya tidak semua inovasi yang difasilitasi hanya akan digunakan untuk keperluan bisnis Telkom, tetapi lebih dari itu, yaitu TELKOM juga ingin mengembangkan industri kreatif digital di Indonesia secara keseluruhan.
Mengingat aktivitas di tahap incubator dan investment fund dibutuhkan pola pikir dan skill yang berbeda dengan kegiatan bisnis utama Telkom, maka Telkom memutuskan untuk membentuk Metra Digital Investama, yang berfungsi sebagai Corporate Venture Capital (CVC) untuk Telkom Group. Metra Digital Investama ini berada dibawah Telkom Metra, anak perusahaan Telkom yang fokus mengelola portofolio Information-Media-Edutainment Telkom Group.
Dengan tujuan secara Mega, kita berharap bahwa pengembangan CVC akan membantu pengembangan industri kreatif nasional yang pada akhirnya mampu berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Secara Makro, diharapkan Telkom berpartisipasi dalam mengakselerasi industri CVC sebagai portofolio investasi digital, menstimulasi terbentuknya ekosistem venture yang berkelanjutan dan membawa mindset ‘Silicon Valley’ kepada para DiCo (Digital Company) Indonesia.
Secara Mikro, dengan pembentukan CVC tersebut diharapkan dapat memperkuat DNA (device-network-application) solution ecosystem Telkom, menjadi salah satu pilar inovasi Telkom dalam mendapatkan inovasi yang terbaik dan menjadi salah satu cara sumber pendapatan baru melalui capital gain.
PT Telkom Indonesia berencana investasi dalam kegiatan CVC senilai USD 200 juta dengan menggandeng beberapa perusahaan modal ventura (venture capital) di Silicon Valley. Salah satunya adalah Fenox Venture Capital yang berbasis di Silicon Valley, USA untuk aktivitas CVC yang akan berada dibawah Telkom Metra. Inisiatif ini menjadikan PT Telkom Indonesia sebagai perusahaan Indonesia pertama yang merambah ke Silicon Valley.
Fenox Venture Capital dikenal sebagai pemodal ventura yang telah memiliki portfolio investasi di banyak startup dari Silicon Valley dan Asia (Jepang, Korea, dan beberapa negara Asia Tenggara), seperti SideCar, Lark, META, ShareThis, JetLore, 99Co, iMoney, TechInAsia, dan lainnya yang berjumlah lebih dari 37 portfolio perusahaan.
Fenox Venture Capital juga sudah berinvestasi di tanah air dengan BukaLapak.com dan Urbanindo.com. Sampai dengan saat ini, hanya Fenox Venture Capital yang telah menyatakan komitmennya untuk terus berinvestasi di Indonesia.
Untuk perihal investasi, CVC akan melakukan investasi kepada perusahaan teknologi yang berhubungan dengan “strategic fit” pertumbuhan bisnis PT Telkom Indonesia, dengan cara mengoptimalkan seluruh kapabilitas dan seluruh sumber daya Telkom Group, termasuk customer-based yang mencapai 150 juta pelanggan. Aktivitas investasi tidak akan dibatasi pada perusahaan yang berada di Indonesia, tetapi juga akses ke perusahaan-perusahaan yang berada di Silicon Valley Amerika Serikat yang terkenal dengan inovasi dan pertumbuhan yang pesat dengan tujuan membawa best practice industry (inovasi, start-up, dll) ke dalam negeri.
Kerjasama ini merupakan suatu yang berkesinambungan, karena Fenox Venture Capital berkomitmen untuk membantu program inkubator Telkom dengan membawa mentor-mentor terbaik dari Silicon Valley. Program dibawah CVC ini akan memperkuat posisi inkubator bisnis yang sudah berjalan selama ini melalui Indigo yang berlokasi di Bandung Digital Valley dan Jogja Digital Valley.
Melalui entitas CVC ini, Indigo akan merambah lebih jauh kepada banyak universitas di Indonesia, dengan menciptakan para entrepreneur muda yang berbasis ICT (Information Communication Technology). Telkom percaya bahwa universitas akan berperan sebagai ujung tombak pengembangan inovasi dan kewirausahaan, atau yang disebut sebagai “center of excellence”. Hal ini pada gilirannya akan membawa dampak yang sangat positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Fakta menunjukkan, bahwa sekitar 21% dari total GDP Amerika Serikat disumbang dari industri digital di Silicon Valley.
Selain membawa keahlian Silicon Valley ke Indonesia, Telkom juga akan mengirimkan beberapa startup terbaik dibawah asuhan Indigo untuk mengikuti “immersion program” di Silicon Valley. Di dalam “immersion program” ini, para startup diajak untuk mengikuti mentorship lebih dalam dari para “startup founders” yang akan memberikan wawasan global kepada startup terbaik.
Belajar dari pertumbuhan startup di Silicon Valley ada beberapa hal yang perlu diambil sebagai pelajaran dalam mengelola human capital perusahaan berbasis teknologi seperti Telkom, bahwa untuk bisa tumbuh dibutuh inovasi dan berperilaku seperti sebuah startup. TELKOM perlu melakukan eksplorasi mencari sumber-sumber pertumbuhan baru agar selalu relevan dan unggul.


Sumber: http://www.telkom.co.id

No comments:

Post a Comment